Kita Semua Di Tindas !!

 Kita Di Tindas !!

Fhoto : anggota Polisi & Mahasiswa Papua AMP


Perjuangan Papua tidak didasari atas kebencian, ketidak puasan, kebrutalan, dan cari makan semata. Hanya orang - orang naif (iri hati) yang berpikir demikian. Papua merdeka itu suatu hak mutlak yang harus menjadi kewajiban setiap manusia Papua untuk di perjuangkan. Pembukaan Undang - undang dasar negara Indonesia melegalkan kebebasan suatu bangsa. Merdeka adalah bebas dari segalah bentuk ancaman terhadap suatu bangsa. Apa ancaman untuk Papua ? Deforestasi dan Genosida ! 


Baca juga : klarifikasi-korban-penembakan-mayatnya.


Tanah di kuasai, manusia dimiskinkan, hutan di babat, semua hasil alam di rampok dan di bawah kabur keluar. Kotbah - kotbah pembangunan dan kesejahteraan para penguasa hanya tinggal rencana diatas rencana. Sekarang lanjut lagi otonomi khusus dan pemekaran sebagai paksaan baru. Semua rencana Jakarta bertujuan untuk membuat Papua tidak berdaya. Lonceng kematian telah di dibunyikan, tanda kepunahan manusia hitam kulit keriting rambut di atas dataran bumi Melanesia. 


Saat ini, manusia Papua banyak yang telah dirasuki jabatan dan uang. Rata - rata mereka berbicara menyederhanakan konflik diatas tanahnya sendiri. Sesungguhnya mereka sedang menjual dan memperkosa mama kandungnya (tanah Papua). Mereka akan di hitung sebagai pengkhianat bangsa dalam lembaran sejarah, dari yang terkecil sampai yang terbesar dan dari yang di bawah sampai keatas. Generasi Papua yang baru akan mewariskan penindasan seperti para pejabat hari ini jika tidak di selesaikan dalam revolusi pembebasan (kemerdekaan). 


Baca juga : Israel Ngeri, Pelangaran HAM Di Papua dan Timor Tenga


Ribuan militer dan polisi di kirimkan untuk membantai orang Papua yang melawan dan memberontak diatas tanahnya sendiri. Banyak aparat keamanan yang korban mati demi kepentingan penguasa, bukan demi keutuhan negara. Karena jika mati untuk bangsa, peluru pasti punya mata. Mereka punya istri, anak dan keluarga, tapi karena perintah, nyawa di serahkan. Kematian militer negara maupun TPNPB pastinya tak ada satupun yang mau menerima. Berapa banyak lagi yang harus mati 


Keluhan, desakan dan tanggapan tentang kondisi konflik tanah Papua tidak di anggap oleh negara. Ukuran menyelesaikan Papua di meteraikan diatas uang. Kata penguasa : ada uang, masalah selesai. Sungguh ini kebiadaban peradaban kolonialisme Indonesia diatas tanah Papua. Rakyat dan perangkat negara di korbankan demi kenyamanan kehidupan satu dua majikan. Sikap penguasa negara apatis dan barbarisme menghadapi rakyatnya sendiri, apalagi menghadapi Papua yang dianggap monyet ? Sangat amoral. 


Alamnya di kuras, manusianya dibantai. Itulah Papua ! (*)

Sumber : facebook

Gerbang Papua

Berita di Blogspot.com

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم